Mengintip Semiotika Dalam Film Start Up

 

Pendahuluan

Pada tulisan yang saya buat kali ini, saya memilih objek pembahasan dari film yang berjudul Start Up. Saat menulis ini, saya sebagai laki-laki sedikit merasa sedikit aneh dengan diri sendiri, sebab jika berurusan dengan drama Korea, drama Korea sendiri adalah drama yang sangat digemari dan disukai oleh para kaum hawa apalagi di Indonesia. Namun, pemikiran seperti itu saya tepis sendiri karena menurut saya siapapun tidak memiliki aturan baku dalam menentukan tontonan apa yang harus kita tonton, namun dengan catatan, film tidaklah hanya sebuah film, melainkan ada manfaat atau hal yang bisa kita pelajari dari film tersebut.

Start Up adalah serial drama korea yang mengisahkan tentang serial yang menggambarkan para pelaku usaha rintisan atau sekarang lebih dikenal dengan istilah start up. Serial ini diperankan oleh Bae Suzy sebagai Seo Dal Mi, Nam Joo Hyuk sebagai Nam Do san, dan  Kim Seon Ho sebagai Han Ji Pyeong.


Isi

Start Up menceritakan tentang orang-orang yang memiliki sebuah mimpi untuk membuat usaha rintisan sendiri. Dalam film tersebut juga menceritakan tentang background dari masing-masing pemeran yang memiliki masalah yang berbeda-beda. Kemudian dalam suatu waktu, ada sebuah event yang merekrut orang-orang yang kemudian akan dibantu dalam membuat usahanya dengan seleksi yang ketat. Setiap peserta yang mengikuti acara tersebut berusaha agar bisa masuk kriteria dalam seleksi selama event tersebut berlangsung. Setelah seleksi-seleksi tersebut mampu dilewati, akhirnya ada beberapa tim yang berhasil untuk membuat usaha rintisan mereka disetujui dan memulai usaha rintisan mereka disebuah gedung yang bernama Sand Box. Meskipun mereka bisa masuk di Sand Box, bukan berarti semuanya berjalan baik-baik saja karena masalah selalu datang silih bergant. Selain itu mereka harus bekerja secara tim yang pastinya memiliki banyak pendapat dan pemikiran yang berbeda-beda. Namun biarpun begitu, setiap masalah yang datang mampu diselesaikan dengan baik dan film tersebut berakhir dengan cerita yang happy ending.

Kesimpulan

Dalam hidup, setiap manusia diberikan kenikmatan dan juga masalah sebagai ujian dalam hidup. Setiap orang pastinya memiliki masalah yang berbeda-beda dan dengan siapa dia memiliki masalah. Meskipun sulit, masalah bukan berarti harus dihindari dan pastinya setiap masalah  memiliki jalan keluarnya yang berbeda-beda. Didalam film tersebut kita juga mendapat gambaran bahwa salah satu dalam menyelesaikan suatu masalah tidak harus diselesaikan dengan kekerasan. Kita juga mesti mempelajari dengan sabar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam menyelesaikan masalah, kita juga bisa melibatkan orang lain untuk meminta saran yang baik agar tidak salah Langkah didalam menyelesaikan masalah yang terjadi serta mengantisipasi dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan datang. Dengan begitu, bisa ditarik kesimpulan bahwa masalah bisa diselesaikan adalah sebagai penanda, lalu tinandanya adalah masalah itu bisa dipelajari oleh diri sendiri, kemudian ada orang yang tahu bagaimana masalahnya bisa diselesaikan, ada orang yang siap membantu untuk menyelesaaikan masalah tersebut.


Mohon maaf bila ada kesalahan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat walaupun sedikit.

Terima kasih



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latar belakang pengaruh project atap negeri Fiersa Besari

Lukisan Portrait Bukan Sekedar Karya

Review Penelitian Kajian Seni Rupa dan Desain